Sabtu, 18 Februari 2012

Workshop Sanitasi Kapal Kantor Kesehatan Pelabuhan Cilacap

Dalam rangka cegah tangkal penyakit di pelabuhan sebagai implementasi International Health Regulation (IHR) rev. 2005, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap mengadakan workshop Sanitasi Kapal.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis tanggal 15 dan 16 Februari 2012 di Hotel Tiga Intan Cilacap. Peserta workshop adalah karyawan Kantor Kesehatan Pelabuhan  Cilacap, Administrator Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, Bandara Tunggulwulung Cilacap, Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Banten, dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Mahasiswa Politeknik Banjarnegara yang pada kesempatan itu sedang mengadakan magang di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap.

Dalam Workshop disampaikan tentang regulasi Pemeriksaan Sanitasi Kapal, Implementasi IHR, dan membahas tentang chek list pemeriksaan Sanitasi Kapal.
Chek list ini adalah penjabaran dari Sertifikat SSCC/SSCEC (Ship Sanitation Control Certificate/ Ship Sanitation Control Exemption Certificate).

Adapun Materi dalam kegiatan Workshop Sanitasi Kapal yang dilaksanakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap tersebut dapat didownload pada link dibawah ini.
DOWNLOAD

Jumat, 17 Februari 2012

Pertemuan SKD dan SE IHR

Kemajuan teknologi dalam transportasi telah melapaui masa inkubasi penyakit. Bayangkan saja, sekarang untuk berpindah dari satu negara ke negara yang lain bahkan dari satu benua ke benua yang lain hanya membutuhkan beberapa jam saja, sementara masa inkubasi penyakit paling cepat rata-rata adalah 2 hari. Kondisi ini membuat persebaran penyakit menjadi semakin cepat dari satu negara ke negara lain.
Sementara dalam IHR (International Health Regulation) rev. 2005 menuntut agar segala tindakan kekarantinaan tidak mengganggu perjalanan dan transportasi.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sesuai dengan tupoksinya yaitu cegah tangkal penyakit dituntut mampu mendiagnosa, menilai dan memutuskan tersangka penyakit menular yang dibawa oleh penumpang, barang maupun alat transportasi. Sehingga perlu sebuah kewaspadaan dini dalam rangka menjaga kesehatan negara.

Tugas mendiagnosa, menilai dan memutuskan ini dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus, sehingga diperoleh data yang kemudian diolah menjadi sebuah surveilans penyakit-penyakit karantina dan potensial wabah.

Tugas ini tidaklah ringan, sehingga perlu koordinasi dan kerjasama lintas sektor yang komprehensif dengan semua stakeholder terkait.
Untuk itulah dilaksanakan Pertemuan Sistem Kewaspadaan Dini dan Surveilans dalam Rangka Implementasi IHR 2005.

Kegiatan pertemuan ini dilaksanakan pada hari Jum'at dan Sabtu tanggal 17 dan 18 Februari 2012 di Hotel Dafam Cilacap.
Peserta kegiatan adalah semua stakeholder pelabuhan dan Dinas Kesehatan kabupaten, yaitu KKP, Adpel, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina Pertanian, Dinkes, Puskesmas se Kab. Cilacap, PPSC, dan instasni terlait lainya.

Pertemuan ini dihadiri langsung oleh Sesditjen PP & PL yaitu Bp. dr. Yusharmen, D.Comm, H.M.Sc yang memberikan pengarahan langsung kepada peserta pertemuan.
Narasumber lainya adalah Bp. dr. Totok Haryanto (Konsultan WHO), Bp. dr. H Azimal M.Kes (Kepala KKP Tanjung Priok), Bp. Indra Jaya, SKM, M.Epid (Subdit Surveilans dan Respon KLB).

Materi yang disampaikan dalam acara tersebut adalah:

  1. Pengantar pertemuan SKD
  2. Surveilans IHR 2005
  3. SE Penyakit Menular 
  4. Penyelanggaraan Tupoksi KKP
  5. Kebijakan Nasional IHR

Materi selengkapnya bisa di download pada link dibawah ini:
DOWNLOAD

Selasa, 31 Januari 2012

Permenkes Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011


Desember 2011 Kemarin Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan Peraturan baru terkait Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Peraturan tersebut adalah Permenkes Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011
Tentang

PERUBAHAN ATAS Permenkes NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN.

Perubahan mendasar dalam peraturan ini adalah penambahan kelas KKP yaitu KKP Kelas IV. KKP kelas IV ini adalah KKP Yogyakarta. Selain itu ada penambahan wilayah kerja pada beberapa KKP.

Untuk lebih detail dan jelasnya silakan download disini



Rabu, 25 Januari 2012

Kewaspadaan Terhadap Penyakit Flu Burung

Surat edaran Dirjen PP & PL Kementrian Kesehatan RI Tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Flu Burung (hal 1)



Surat edaran Dirjen PP & PL Kementrian Kesehatan RI Tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Flu Burung (hal 2)




Senin, 21 November 2011

Waspada Hepatitis A


WASPADA HEPATITIS A

Berdasarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan KLB Hepatitis A dari Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, tanggal 15 November 2011, menjelaskan bahwa telah terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) Hepatitis A di beberapa tempat pada akhir-akhir ini. Diharapkan agar masyarakat waspada terhadap kemungkinan peningkatan kasus Hepatitis A ini. 

Dihimbau kepada institusi kesehatan baik dilingkungan kementerian kesehatan maupun di lingkungan pemerintah daerah agar melaksanakan SKD (Sistem Kewaspadaan Dini) yang lebih ketat berkaitan dengan penyakit ini.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

  1. Tentang Hepatitis A
 a.      Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah virus Hepatitis A (HAV), termasuk family picornaviridae genus hepatovirus yang merupakan RNA virus positif. Virus dapat diperbanyak dalam kultur sel primer monyet kecil, Invivo pada simpanse.

b.      Cara Penularan
Melalui fekal oral, Virus ditemukan pada tinja dan mencapai puncak 1-2 minggu sebelum timbul gejala, dan berkurang secara cepat setelah timbul gejala disfungsi hati yang timbul bersamaan setelah munculnya sirkulasi antibody HAV dalam darah.
Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi dengan pola common source, dimana umumnya terjadi pada pencemaran air minum, makanan yang tidak masak dengan baik, makanan yang tercemar, kebersihan perorangan dan lingkungan buruk.

c.       Tanda dan Gejala
Demam, malaise (lemah, lesu) anoreksia (tidak nafsu makan) dan gangguan Abdominal, serta ikterus.

d.      Masa Inkubasi
Masa inkubasi 15-20 hari, rata-rata 28-30 hari.

e.      Masa Penularan
Virus ditemukan pada tinja dan mencapai puncak 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala disfungsi hati muncul, bersamaan dengan munculnya sirkulasi antibody HAV dalam darah. Ekskresi virus melalui tinja paling lama terlaporkan adalah 6 bulan terjadi pada bayi dan anak. Pada anak yang demam tidak boleh masuk sekolah.

  1. Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitar
a.      Untuk yang positif hepatitis harus ditangani dengan baik, untuk kesembuhan dan tidak menularkan ke orang lain.
b.      Pengobatan: tidak spesifik, utamanya meningkatkan daya tahan tubuh (istirahat dan makan makanan yang bergizi)
c.       Anak-anak yang demam tinggi dan lebih lagi yang ikterus agar tetap dirumah, tidak usah sekolah.
d.      Disinfeksi lingkungan yang menjadi sumber penularan.

  1. Pencegahan
Promosi kesehatan melalui berbagai media kepada masyarakat tentang sanitasi yang baik, kebersihan perorangan meliputi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) secara benar, terutama pada saat kritis:
1)      Sebelum makan
2)      Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan
3)      Setelah buang air besar dan air kecil
4)      Setelah mengganti popok bayi
5)      Sebelum menyusui

Perlu diperhatikan juga 6 langkah Cuci Tangan Pakai Sabun:
1)      Cuci tangan dengan air mengalir
2)      Gunakan sabun, gosok hingga berbusa
3)      Gosok dengan seksama selama 20 detik
4)      Gosok telapak tangan, punggung tangan, antara jari dan bawah kuku
5)      Bilas sampai bersih
6)      Keringkan dengan lap bersih

a.      Pembuangan tinja di jamban yang bersih
b.      Penyediaan air bersih, system pendistribusian air yang baik dan pengelolaan limbah yang benar
c.       Penanganan makanan yang aman, meliputi:
1)        Jaga kebersihan
a)      Cuci tangan sebelum memasak dan keluar toilet
b)      Cuci alat-alat masak san alat makan
c)      Dapur harus bersih, jangan ada binatang, serangga dll
2)        Pisahkan bahan makanan matang dan mentah
a)      Gunakan alat dapur dan makan yang berbeda
b)      Simpan di tempat berbeda
3)        Masak makanan hingga matang
a)      Masak sampai matang terutama daging, ayam, telur, seafood
b)      Rebus sup hingga > 850C (mendidih) untuk daging dan ayam, pastikan tidak masih berwarna pink
c)      Panaskan makanan yang sudah matang dengan benar

  1. Sitem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB
    1. Laporan kejadian secara berjenjang
    2. Meningkatkan surveilans Hepatitis A terutama disekolah (antara lain dengan melihat absensi siswa)
    3. Meningkatkan pengawasan kualitas TTU (Tempat Tempat Umum) dan TPM (Tempat Pengolahan Makanan)
    4. Lakukan investigasi dengan penyelidikan Epidemiologis apakah penularan terjadi dari orang ke orang atau common source, cari populasi yang terpajan, bila ditemukan sumber infeksi segera ditanggulangi maksimal
    5. Lakukan upaya khusus  untuk meningkatkan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan untuk mengurangi kontaminasi makanan dan air.

Sumber:
Surat Edaran tentang Kewaspadaan KLB Hepatitis A dari Ditjen PP dan PL Kemenkes RI
Nomor: IR.01.03/III.4/2287/2011, tanggal 15 November 2011
diposkan oleh: Cipung (KKP Cilacap)

Kamis, 04 Agustus 2011

Sakit Kuku-Mulut, 70 Tewas di Vietnam




Wabah penyakit kuku dan mulut di Vietnam menewaskan 70 orang di tahun ini, dan sebanyak 23 ribu orang terjangkit penyakit tersebut. Kebanyakan dari para korban merupakan bocah di bawah lima tahun.

Pejabat dari Kementerian Kesehatan Vietnam Nguyen Van Binh menyatkaan, penyakit ini menyebar di bagian selatan Vietnam.

Penyakit Kuku dan Mulut atau Enterovirus 71 (EV-71) sering melanda Vietnam. Para bocah yang terjangkit penyakit itu menderita demam yang akan berlanjut menjadi lumpuh, lemah otak atau bahkan meninggal. Demikian seperti diberitakan Associated Press, Jumat (29/7/2011).

Penyakit kuku dan mulut ini sudah lama terjadi di dunia dan sering menular pada musim panas. Selain menyerang anak, penyakit ini juga menyerang hewan-hewan ternak. Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap enterovirus meski mereka juga dapat terjangkit.

Penularan penyakit ini lewat jalur pencernaan dan juga pernapasan. Penyakit ini dapat sembuh sendiri, namun juga dapat membawa kematian bila menyerang otak.


Sumber: http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=155462

Senin, 04 Juli 2011

Scarlet Fever Diwaspadai




JAKARTA – Kementerian Kesehatan terus memantau perkembangan penyakit scarlet fever (demam scarlet) yang beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan kasus di Hong Kong. 


“Jumlah kasus mencapai lebih 600 orang dengan dua kematian pada anak usia 7 dan 12 tahun,” kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan saat ini jumlah kasus terus bertambah dan dalam beberapa hari terakhir telah dicatat adanya tambahan sekitar 40 kasus baru. Dari data yang ada, sebanyak 93% kasus terjadi pada anak-anak usia di bawah 10 tahun.

Penyakit scarlet feveryang sering juga disebut sebagai penyakit scarlatina adalah penyakit yang disebabkan bakteri grup A Streptococcus dan dapat menjadi berat karena toksin yang dikeluarkannya. Penyakit ini terutama banyak menyerang anakanak. (dyah ayu pamela)